Senin, 28 Februari 2011

ABK Tewas di Atas Kapal

Anak Buah Kapal (ABK) KM. Indah Fajar, meninggal dunia di atas kapal saat berjaga malam di Pelabuhan Sri Bayintan, Kijang, Bintan Timur, Pulau Bintan, Senin 928/02/11), Senin pagi jenazah korban dilarikan ke Puskesmas Kijang dan dirujuk ke RSU Tanjungpinang untuk dilakukan otopti. Kasus kematian ABK Indah Fajar ini sedang dalam pengusutan jajaran Polsek Bintan Timur.

Petugas kepolisian Sektor Bintan Timur membenarkan kasus ini dan pihaknya sedang menyelidiki penyebab kematian korban.(warnawarni-news)

Sabtu, 26 Februari 2011

Hayalanku

Golden opportunity for a panglina Army in Indonesia to take over the government was not utilized Wiranto. Why, are afraid because they still have not received support from the ranks of the TNI and the Police? or because it was too sendiko dawuh (subject to the senior-Soeharto), padahalan Suharto has given the signal acquisition.
If Wiranto want, when it is a golden opportunity for him, he might even be able to power until today. But what is reality? Wiranto did not dare to act boldly and I understand, because when it was still quite influential generals and he was the Suharto family.
Why do since he became party chairman just desperate to become the number one in Indonesia? although the reality is not able to outperform junior (SBY). Here's my question for this that always bothers me.
Look at Egypt, Yemen, Libya and other Arab countries, a wave of protests could deteriorate the arrogance of a president. The question is, Egyptians mimic Indonesia, or Indonesia would have faced a case like in Egypt?

Kamis, 10 Februari 2011

Demi Keluarga Abaikan Jiwa

Jakarta, Warnawarni-news (09/02/11)
Para karyawan di beberapa perusahaan di Jakarta yang berasal di berbagai daerah di Jakarta dan Jawa Barat ini, baik pergi dan pulang kerja naik kereta api. Celakanya, karyawan yang tidak kebagian tempat duduk karena kapasitasna terbatas, mereka nekat dan bahkan sengaja naik diatas gerbong kereta yang sewaktu-waktu bahaya bisa mengancam jiwa mereka.
Mereka pasti menyadari soal keselamatan jiwanya, akan tetapi mau apalagi, karena kondisinya memang harus seperti ini, Diantara mereka bukan lagi karena tidak mendapatkan tempat duduk, akan tetapi justru disengaja naik di atas gerbong dengan alasan bisa bayar murah dan bahkan tidak perlu bayar.
Para pekerja yang nekat ini, biasanya memarkirkan kendaraannya di sekitar stasiun kereta api di Depok, Bogor dan stasiun lainnya, kemudian dari stasiun ini mereka dengan kendaraannya atau dengan angkutan umum lainnya bisa pulang ke rumahnya.
Pertanyaannya, akankah persoalan angkutan ini bisa ditingkatkan pelayanannya, sehingga tidak ada lagi mereka sampai naik diatas gerbong kereta? Karena dalam kondisi seperti ini sewaktu-waktu bisa mengancam jiwa mereka? (ara)

Rabu, 09 Februari 2011

Nasibmu Pulau Galang

Jakarta Warnawarni News, 7/2/11

Senin pekan ini saya ketemu dengan salah seorang pengurus pembebasan lahan di Pulau Galang, ia sangat menyesalkan penolakan pemerintah pusat rencana dikembangkannnya Pulau Galang sebagai daerah ekslusiv. Alasannya tidak jelas dan bertele-tele, maka dianggapnya alasan itu sebagai tindakan tidak profesional.
Dengan penolakan dkembangkannya Pulau Galang yang dulunya tempat pengungsian Vietnam ini, berarrti pemerintah tidak bersedia diajak maju dalam membangun di setiap daerah, padahal ini merupakan peluang bagus bagi pemerintah dan masyarakat sekitar Pulau Galang. Sehingga diharapkan masyarakat sekitar bisa menikmati kemajuan di daerahnya dan mengambil peluang usaha mandiri di daerahnya.
Sesuai rencana, bahkan lokasi ini sudah di mapping, akan dijadkan area eksklusive, dibangun sarasana dan prasarana mewah. Kalau orang Indonesia bisa membeli rumah dan apartemen di Singapra dan Malaysia misalnya, kenapa kita tidak membangun area yang bisa dijadikan tempat istirahatnya orang luar, jika memang tidak boleh dijual, bisa saja disewakan.
Pemerintah tidak perlu keluarkan biaya, inilah rencana pengusaha asal Jakarta membanguan area ekslusive di Pulau Galang, tetapi yang diminta adalah perizinannya saja. Segala biaya yang timbul akibat pembangunan lokasi itu, ditanggung sang pengusaha dan pengusaha bersedia dalam kurun waktu sekian tahun, area itu bisa menjadi milik pemerintah.
Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana masyarakat Kepulauan Riau umumnya dan sekitar Pula Galang khususnya menghadapai persoalan ini? Jika memang menghendaki dikembangkannya Pulau Galang, silahkan mendesak kepada pemerintah pusat. Sementara pengusaha yang berminat membangun area itu, dengan sangat kesal dan belum diketahui apakah masih berminat atau tidak lagi. Diakuinya, biaya yang dkeluarkan dalam pemetaan lokasi tidaklah kecil, namun tiba-tiba pemerintah tidak setuju.(ara/9/2/11)

Tambang Bauksit Ancam Rusak Jalan Aspal

Tanjungpinangnews

Rekanan saya kemarin melaporkan via telepon dan segera mengirim foto lokasi, bahwa di Kampung Dompak Laut, Tanjungpinang ada penambangan bauksit. Akibat penambangan ini, truk-truk pengangkut baukit melintasi jalan aspal  dan kini jalan aspal terancam rusak.

Bukan hanya jalan aspal yang mulai bergelombang dan berlubang, tetapi beberapa bangunan penting seperti Masjid di sekitar lokasi itu juga mengalami keretakan, karena pengerukan bauksit berada tidak jauh dari tempat ibadah ini.

Namun sampai saat ini, aktivitas penambangan bauksit ini tidak pernah ter ekspose di media masa, padahal warga sangat mengeluhkan aktivitas perusahaan PT. Duta Buana Raya. Namun keluhan warga sampai saat ini tidak mendapat respon dari pemerintah setempat.

Salah seorang pengawas di perusahaan ini, yang biasa dipanggil Pak Dede ketika dikonfirmasi Rabu (09/02/11) pagi via poselnya menolak memberikan komentarnya, dengan alasan khawatir salah dalam memberikan informasi, karena kapasitasnya hanya sebagai karyawan..(ara/9/02/11). info awal dan segera dikembangkan

Selasa, 01 Februari 2011

Perang Melawan Kapitalis

Perkembangan pay tv di Indonesia semakin baik dan bermunculan, gugur satu muncul lainnya, gugur Astro muncul AORA, muncul Skynindo, Telkomvision. Namun keberadaannya pay tv ini menjadi ancaman bagi perkembangan Indovision yang merasa ada lebih lama tetapi tidak berhasil mencapai target pelanggannya.

Bahkan belakangan pelanggan Indovision semakin merosot lantaran semakin berkembanganya pay tv melalui kabel yang hampir tumbuh di seluruh pelosok desa di negeri ini. ratusan ribu pelanggan Indovision memilih putus dan pindah ke tv kabel, lantaran tv kabel lebih murah, dan pelanggan tanpa berfikir apakah tv kabel itu legal atau ilegal, yang terpenting murah meriah, channel yang disuguhkan juga ada di Indovision.


Dalam sebuah seminar di beberapa daerah terungkap atas ketakutan Indovision ini dengan maraknya tv kabel, khawatir kasus di India terjadi di Indonesia. Mengapa demikian, karena di India masyarakatnya banyak yang berlangganan tv kabel dan meninggal pay tv satelit, jika ini terjadi, investasi yang milyaran rupiah bisa kolap. Jawabannya, kenapa harus investasi milayaran rupiah, jika dengan puluhan juta sudah bisa memberikan yang terbaik kepada masyarakat yang mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan informasi, hiburan dan pendidikan via media visual.

Kabar terakhir untuk mendepak tv kabel ini, pay tv indovision membuka jaringan tv kabel di Sulawesi, menyusul segera dibuka di beberapa daerah lain dengan harga iuran yang mengejutkan, yakni gratis selama setahun dan tahun berikutnya hanya dikenakan iuran cuma Rp. 15.000/bulan. Sedangkan iuran tv kabel saat ini, sudah ada yang mencapai diangka Rp. 70.000/bulan dengan channel lokal dan premium.

Bagaimana mengantisipasi persoalan ini, karena ini akan menjadi persoalan bagi pemilik usaha tv kabel, yakni kebersamaan dan persatuan komunitas tv kabel di Indonesia, tidak ada lagi pemikiran negatif thinking sesama pengelola. Jika kebersamaan ini bisa dijaga dengan baik, bukan omong kosong dan bukan janji belaka, ada pihak yang akan memberikan support kepada tv kabel di Indonesia dengan konten gratis dan bahkan bisa mendapatkan inkam dari pusat.

Maksudnya adalah, dengan terealisasinya Indovision menggratiskan iuran, kita sudah siap dengan kondisi ini dan ini pernah saya sampaikan kepada beberapa teman di Jakarta. Tapi masih ditanggapi pesimis, ya memang beginilah sebuah pemikiran, terkadang terabaikan oleh terkotak-kotaknya pemikiran kita. Hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin, ini tidak pernah teman-teman sadari.

Seperti saya akan mewujudkan IBO (Indonesian Box Office) ini hanya sebuah wacana dan tidak akan terbukti, karena tidak mudah dalam menggabungkan seluruh kekayaan budaya negeri ini, diperlukan tenaga dan financial yang tidak murah. Namun mereka tidak pernah menyadari yang tidak mungkin akan menjadi kenyataan. Maka itu, biarkan waktu yang akan menentukan, yang terpenting semua teman-teman tetap bersemangat dalam menjalankan usahanya dan tidak terdapat kendala. salam