Kamis, 20 Januari 2011

Gayuuuuuuus Ah

Gayuuuus, masing-masing tampil SOK bersih

Saat ini lagi populernya sebuah nama Gayus, seorang yang telah divonis 7 tahun penjara, benarnkah Gayus bersalah? Benarkah Majelis Hakim yang memvonis Gayus juga kena suap atau benarkah memutuskan karena adanya tekanan, benarkah Gayus orang yang bersih? Siapakah tokoh yang disebut Gayus dan staf khusus presiden SBY itu, terlibatkah dia dan apa motovasinya. Semuanya tampil dalam layar kaca dan media cetak.


Misalnya beberapa tokoh di partai yang duduk di DPPRI juga pada sibuk memberikan komentarnya, saling mencari pembenaran dan saling mencoba membenarkan jika tindakan Gayus adalah salah.Ada juga tokoh terlihat GERAM dengan penguasa negeri, bahkan persoalan Gayus dimelencengkan ke urusan tahanan yang lain juga bisa keluar masuk dan minta diusut.

Pertanyaannya, ungkapan dan komentar mereka semua itu apakah benar-benar karena panggilan demi sebuah negeri agar bebas dari Korupsi atau sekedar sensasi atau karena sakit hati? Semua ini sungguh membingungkan masyarakat awam seperti saya yang tidak memahami "perselingkuhan" politik negeri.

Kalau saya bisa berandai-andai, seandainya saya jadi Gayus, benar-benar melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan Jaksa, saya akan buat tindakan lebih dari yang dilakukan Gayus. Kalau saya jadi anggota DPRRI, saya akan membuat pernyataan yang mampu menciptakan opini publik, sehingga masyarakat tertipu dengan komentar saya dan percaya jika Gayus salah, percaya jika Presiden SBY tidak benar, percaya jika Staf khusus presiden terkesan bersalah dan terlibat.

Kemudian apakah saya dan mereka yang saling memberikan komentar dan statmen di televisi itu benar semua, apakah bersih tanpa cela semua? Tunggu dulu, karena saya belum tentu bersih, makanya saya berusaha berkata mencari pembenaran dan agar masyarakat berfikir saya seakan-akan paling benar.

Ini sebenarnya sebuah proses demokrasi, siapaun boleh berkata apapun dan bertanggungjawab atas komentarnya. Tetapi siapapun juga boleh tersinggung dengan statmen-statmen siapapun juga, seperti TB Silalahi yang tersinggung dengan sodokan beberapa tokoh jika pemerintah telah membohongi publik. Seandainya saya berikan sebagian kucuran dollar atau rupiah, saya juga tidak akan mengatakan jika pemerintah bohong, tetapi pemerintah baik dan akan saya katakan yang baik-baik.

Ingat kasus pendemo yang sempat ditahan, disiksa dan dijebloskan karena bertindak anarkis? tidak perlu disebutkan namanya, sekarang sudah duduk di kursi DPRRI, suaranya sekarang tidak sekeras dulu, komentarnya sekarang bisa dibilang kondusif, tidak seperti dulu lagi. Intinya, siapapun yang bayar saya, akan saya bela? Jika salah, akan saya tutupi kesalahannya? Kira-kira demikian pemikiran saya yang orang awam ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar