Minggu, 28 Oktober 2012 19:10 WIB | 1501 Views
Bengkulu
(ANTARA News) - Rumah pengasingan Bung Karno di Kelurahan Anggut, Kota
Bengkulu, menjadi lokasi upacara peringatan Sumpah Pemuda yang digelar puluhan
anggota komunitas sepeda ontel Bengkulu "Kerano van Bengkoelen",
Minggu.
Parade dengan sepeda ontel dimulai dari bundaran Simpang Lima Kota Bengkulu yang merupakan jantung atau pusat kota.
Kegiatan ini semakin unik sebab parade diikuti sejumlah wisatawan asing yang berperan sebagai none Belanda, lengkap dengan topi "polka" atau disebut juga topi demang.
Bertindak sebagai inspektur upacara yakni Ketua Komunitas "Kerano van Bengkoelen" Agus Setiyanto yang juga mantan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu.
Sebelum menggelar upacara di depan rumah pengasingan Bung Karno, puluhan anggota komunitas tersebut juga menggelar upacara serupa di bundaran Simpang Lima.
Penghormatan terhadap Sang Merah Putih yang berkibar di bundaran Simpang Lima diiringi lagu Indonesia Raya.
Selanjutnya pembacaan teks sumpah pemuda oleh inspektur upacara yang diikuti oleh seluruh peserta upacara.
Mengheningkan cipta untuk mengenang perjuangan para pendahulu untuk mempertahankan bangsa dan negara juga dipimpin oleh inspektur upacara.
Ketua Komunitas Ontel "Kerano van Bengkoelen" Agus Setiyanto mengatakan generasi muda, termasuk anggota komunitas kerano dapat meneladani semangat pemuda di zaman 1928 saat sumpah pemuda dicetuskan.
"Semangat juang, jiwa juang di kala itu yang harus diteladani pemuda zaman kini," katanya.
(KR-RNI/N002)
Parade dengan sepeda ontel dimulai dari bundaran Simpang Lima Kota Bengkulu yang merupakan jantung atau pusat kota.
Kegiatan ini semakin unik sebab parade diikuti sejumlah wisatawan asing yang berperan sebagai none Belanda, lengkap dengan topi "polka" atau disebut juga topi demang.
Bertindak sebagai inspektur upacara yakni Ketua Komunitas "Kerano van Bengkoelen" Agus Setiyanto yang juga mantan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu.
Sebelum menggelar upacara di depan rumah pengasingan Bung Karno, puluhan anggota komunitas tersebut juga menggelar upacara serupa di bundaran Simpang Lima.
Penghormatan terhadap Sang Merah Putih yang berkibar di bundaran Simpang Lima diiringi lagu Indonesia Raya.
Selanjutnya pembacaan teks sumpah pemuda oleh inspektur upacara yang diikuti oleh seluruh peserta upacara.
Mengheningkan cipta untuk mengenang perjuangan para pendahulu untuk mempertahankan bangsa dan negara juga dipimpin oleh inspektur upacara.
Ketua Komunitas Ontel "Kerano van Bengkoelen" Agus Setiyanto mengatakan generasi muda, termasuk anggota komunitas kerano dapat meneladani semangat pemuda di zaman 1928 saat sumpah pemuda dicetuskan.
"Semangat juang, jiwa juang di kala itu yang harus diteladani pemuda zaman kini," katanya.
(KR-RNI/N002)
Editor: Aditia Maruli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar