Drs. Ahmad Yani الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ
لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ
اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ
لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي
بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى
الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar
3X Walillahilhamdu.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah.
dakwatuna.com
-Kembali kita
panjatkan puji dan syukur kepada Allah swt yang telah begitu banyak memberikan
kenikmatan kepada kita sehingga kita tidak mampu menghitungnya, karena itu
keharusan kita adalah memanfaatkan segala kenikmatan dari Allah swt untuk
mengabdi kepada-Nya sebagai manifestasi dari rasa syukur itu, salah satunya
adalah ibadah berkorban pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik. Allah swt
berfirman:
إِنَّا
أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Sesungguhnya
Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat
karena Tuhanmu dan berkorbanlah (QS Al Kautsar [108]:1-2).
Shalawat dan
salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw, kepada keluarganya,
sahabat-sahabatnya dan para penerus risalahnya yang terus berjuang untuk
tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi ini hingga hari kiamat nanti.
Takbir,
tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh muka bumi ini sekaligus menyertai
saudara-saudara kita yang datang menunaikan panggilan agung ke tanah suci guna
menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang kelima. Bersamaan dengan ibadah mereka
di sana, di sini kita pun melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah
mereka, di sini kita melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu
puasa hari Arafah, pemotongan hewan qurban setelah shalat Idul Adha ini dan
menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari tasyrik. Apa yang dilakukan
itu maksudnya sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah swt.
Ibadah haji
dan Qurban tidak bisa dilepaskan dari sejarah kehidupan Nabi Ibrahim as,
karenanya sebagai teladan para Nabi, termasuk Nabi Muhammad saw, Nabi Ibrahim
as harus kita pahami untuk selanjutnya kita teladani dalam kehidupan sekarang
dan masa yang akan datang. Pada kesempatan khutbah yang singkat ini, kita bahas
Empat Harapan Nabi Ibrahim yang termuat dalam doanya, harapannya menjadi
harapan kita semua yang harus diperjuangkan. Pertama, Harapan
Atas Dirinya. Nabi Ibrahim as amat berharap agar dirinya terhindar dari
kemusyrikan, Menurut Sayyid Quthb dalam tafsirnya: “Doa ini menampakkan
adanya kenikmatan lain dari nikmat-nikmat Allah. Yakni nikmat dikeluarkannya
hati dari berbagai kegelapan dan kejahiliyahan syirik kepada cahaya beriman,
bertauhid kepada Allah swt.” Karena itu, iman atau tauhid merupakan
nikmat terbesar yang Allah swt berikan kepada kita semua sehingga iman
merupakan sesuatu yang amat prinsip dalam Islam, Allah swt berfirman
menceritakan doa Nabi Ibrahim as:
وَإِذْ قَالَ
إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ
نَعْبُدَ الأصْنَامَ
Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah),
negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala. (QS Ibrahim [14]:35).
Di samping
itu, Nabi Ibrahim as juga ingin memperoleh ilmu dan hikmah, sesuatu yang amat
penting agar kehidupan bisa dijalani dengan mudah dan bermakna. Beliau juga
meminta agar termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang shalih, ini
menunjukkan betapa pentingnya menjadi shalih. Selain itu meminta menjadi buah
tutur kata yang baik bagi generasi kemudian sebagai bentuk penghormatan dan
upaya meneladani. Puncaknya adalah meminta dimasukkan ke dalam surga hingga
tidak terhina dalam kehidupan di akhirat nanti, hal ini tercermin dalam doa
beliau:
رَبِّ هَبْ
لى حُكْماً وَأَلْحِقْنى بِالصَّالِحينَ. وَاجْعَلْ لى لِسانَ صِدْقٍ فى
الآخِرينَ. وَاجْعَلْنى مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعيمِ. وَاغْفِرْ لأَبى
إِنَّهُ كانَ مِنَ الضَّالّينَ * وَلا تُخْزِنى يَومَ يُبْعَثُونَ
“Ya Tuhanku,
berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang
yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang
datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga
yang penuh kenikmatan, dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah
termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah Engkau hinakan aku pada
hari mereka dibangkitkan.” (QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 83– 87).
Dari doa
Nabi Ibrahim di atas, jelas sekali betapa pentingnya menjadi shalih sehingga
orang sekaliber Nabi Ibrahim masih saja berdoa agar dimasukkan ke dalam
kelompok orang yang shalih. Manakala keshalihan sudah dimiliki, cerita orang
tentang diri kita bila kita tidak ada adalah kebaikan. Karena itu, harus kita
koreksi diri kita, seandainya kita diwafatkan besok oleh Allah swt, kira-kira
apa yang orang ceritakan tentang kita.
Hal penting
lainnya dari harapan Nabi Ibrahim as adalah agar amal-amalnya diterima oleh
Allah swt, termasuk orang yang tunduk dan taubatnya diterima oleh Allah swt,
hal ini terdapat dalam doanya:
رَبَّنا
تَقَبَّلْ مِنّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ. رَبَّنا وَاجْعَلْنا
مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنا
مَناسِكَنا وَتُبْ عَلَيْنا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوّابُ الرَّحِيمُ
Ya Tuhan
kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang
yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat
yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan
tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. QS. Al-Baqarah [2]: 127 – 129).
Syaikh Ali
Ash Shabuni dalam Shafwatut
Tafasir menjelaskan bahwa berulang-ulang Nabi Ibrahim dalam doanya menyebut
rabbi (ya Tuhanku) agar dikabulkan doanya dan menampakkan kehinaan diri kepada
Allah.
Allahu Akbar
3X Walillahilhamdu.
Jamaah
Shalat Id Yang Dimuliakan Allah swt.
Harapan Kedua
adalah Harapan Atas Keluarga, mulai dari orang tua yang beriman dan taat kepada
Allah swt, karenanya beliau pun meluruskan orang tuanya sebagaimana firman
Allah swt:
وَ إِذْ قالَ إِبْراهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَ تَتَّخِذُ
أَصْناماً آلِهَةً إِنِّي أَراكَ وَ قَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Dan
(ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, “Pantaskah
kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat
kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata. (QS An’am [6]:74)
Selain
istrinya yang sudah shalihah, beliau juga ingin agar anak-anaknya menjadi anak
shalih, taat kepada Allah swt dan orang tuanya dengan karakter akhlak yang
mulia, ini merupakan sesuatu yang amat mendasar bagi setiap anak. Karenanya
beliau berdoa:
رَبِّ هَبْ
لِي مِنَ الصَّالِحِينَ. فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلامٍ حَلِيمٍ. فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ
السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ
شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Ya Tuhanku,
anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih.
Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash Shaffat [37]:100-102)
Di dalam
ayat lain disebutkan bahwa dengan keshalihan diharapkan membuat sang anak
selalu mendirikan shalat, hati orang pun suka kepadanya dan pandai bersyukur
atas kenikmatan yang diperoleh, hal ini disebutkan dalam doa Nabi Ibrahim as:
رَبَّنَا
إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ
الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ
تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan
kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak
mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya
Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah
hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS Ibrahim [14]:37)
Hal yang
amat penting mengapa Nabi Ibrahim as amat mendambakan memiliki anak bukan
semata-mata agar punya anak, tapi bagaimana anak yang shalih itu mau dan mampu
melanjutkan estafet perjuangan menegakkan agama Allah swt.
Allahu Akbar
3X Walillahilhamdu.
Kaum
Muslimin Yang Berbahagia.
Ketiga yang merupakan harapan Nabi Ibrahim
adalah terhadap Masyarakat agar beriman dan taat kepada Allah swt, bahkan tidak
hanya pada masanya, tapi juga generasi berikutnya. Dalam rangka itu, sejak muda
Nabi Ibrahim telah membuka cakrawala berpikir agar tidak ada kemusyrikan dalam
kehidupan masyarakat, Allah swt berfirman:
وَتَاللَّهِ
لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُمْ بَعْدَ أَنْ تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ. فَجَعَلَهُمْ
جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ. قَالُوا مَنْ
فَعَلَ هَذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ الظَّالِمِينَ. قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى
يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ
Demi Allah,
sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah
kamu pergi meninggalkannya. Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur
berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain;
agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: “Siapakah yang
melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk
orang-orang yang lalim”. Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang
mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”. (QS Al Anbiya [21]:57-60)
Karena itu,
dalam doanya Nabi Ibrahim meminta agar Allah swt mengutus lagi Nabi yang
menyampaikan dan mengajarkan ayat-ayat Allah swt, hal ini disebutkan dalam
firman-Nya:
رَبَّنا
وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ آياتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ
الكِتابَ وَالحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ العَزِيزُ الحَكِيمُ
Ya Tuhan
kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan
membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al
Kitab (Al Qur’an) dan Al-Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS Al Baqarah [2]:129)
Dalam
konteks sekarang, masyarakat amat membutuhkan dakwah yang mencerahkan dan
memotivasi untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Allahu Akbar
3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin
Yang Dirahmati Allah.
Harapan Keempat
dari Nabi Ibrahim as adalah atas Negara dan Bangsa. Beliau ingin agar negara
berada dalam keadaan aman dan memperoleh rizki yang cukup dari Allah swt,
bahkan Allah swt memberikan kepada semua penduduk meskipun mereka tidak
beriman, beliau berdoa:
رَبِّ
اجْعَلْ هذا بَلَداً ءامِناً وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَراتِ مَنْ ءامَنَ
مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ
قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Ya Tuhanku,
jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari
buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan
hari kemudian. Allah
berfirman: “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara,
kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali”.”(QS Al Baqarah [2]:126)
Sayyid Quthb dalam Fi Dzilalil Quran
menyatakan: “Nikmat keamanan adalah kenikmatan yang menyentuh manusia, memiliki
daya tekan yang besar dan perasaannya dan berhubungan pada semangat hidup pada
dirinya.”
Apa yang
diharapkan oleh Nabi Ibrahim as ini bila kita ukur dalam konteks negara kita
ternyata masih jauh dari harapan, hal ini karena keamanan menjadi sesuatu yang
sangat mahal, sementara kesulitan mendapatkan rizki atau makan masih begitu
banyak terjadi. Namun kesulitan demi kesulitan masyarakat pada suatu negara dan
bangsa ternyata bukan karena Allah tidak menyediakan atau tidak memberikan
rizki, tapi karena ketidakadilan dan korupsi yang merajalela. Di sinilah letak
pentingnya bagi kita untuk istiqamah atau mempertahankan nilai-nilai kebenaran.
Meskipun banyak orang yang korupsi, kita tetap tidak akan terlibat, karena
jalur hidup kita adalah jalur yang halal.
Setiap orang
bertanggung jawab untuk mewujudkan kehidupan negara dan bangsa yang baik, namun
para pemimpin dan pejabat harus lebih bertanggung jawab lagi. Karena itu, kita
amat menyayangkan bila banyak orang mau jadi pejabat tapi tidak mampu
mempertanggungjawabkannya, jangankan di hadapan Allah swt, di hadapan
masyarakat saja sudah tidak mampu, inilah pemimpin yang amat menyesali jabatan
kepemimpinannya, Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِى
ذَرٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ أَلاَ
تَسْتَعْمِلْنِى؟ قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِى ثُمَّ قَالَ: يَا
أَبَا ذَرٍّ: إِنَّكَ ضَعِيْفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى
الَّذِى عَلَيْهِ فِيْهَا
Abu Dzar RA
berkata: Saya bertanya, Ya Rasulullah mengapa engkau tidak memberiku jabatan?
Maka Rasulullah menepukkan tangannya pada pundakku, lalu beliau bersabda: Hai
Abu Dzar, sungguh kamu ini lemah, sedangkan jabatan adalah amanah, dan jabatan
itu akan menjadi kehinaan serta penyesalan pada hari kiamat, kecuali bagi orang
yang memperolehnya dengan benar dan melaksanakan kewajibannya dalam jabatannya
(HR. Muslim)
Akhirnya,
memiliki harapan yang baik tidak cukup pencapaiannya hanya dengan doa,
karenanya setiap kita harus berjuang bersama agar kehidupan pribadi, keluarga,
masyarakat dan bangsa berada dalam ridha Allah swt. Akhirnya marilah kita
berdoa:
اَللَّهُمَّ
انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا
فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ
وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah,
tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan.
Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan.
Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampun.
Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah
kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah
kami dan lindungilah kami dari kaum yang zhalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ
أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا
دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى
فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ
وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah,
perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan
kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami.
Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan
ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami
sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ
اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ
وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ
بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا
وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا
وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى
دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا
وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah,
anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan
perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan
kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan
bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami
kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih
hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah
atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini
cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa
atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah,
ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang
masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ
اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا
مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
Ya Allah,
jadikanlah mereka (para jamaah haji) haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa
yang diampuni, perdagangan yang tidak akan mengalami kerugian
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah,
anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di
akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
Drs. H. Ahmad Yani adalah Ketua Lembaga Pengkajian dan
Pengembangan Dakwah (LPPD) Khairu Ummah, Ketua Majelis Dai Paguyuban Ikhlas,
Ketua Redaksi www.nuansaislam.com dan pengurus Koordinasi
Dakwah Islam (KODI) DKI Jakarta. Selain itu juga sebagai anggota Majelis Syura
Ikatan Dai Indonesia (IKADI). Aktif berdakwah dengan memberikan ceramah,
pelatihan dai dan manajemen masjid di seluruh wilayah Indonesia, pernah juga
berdakwah di Eropa dan Jepang serta televisi dan radio. Dakwah tulisan
selain melalui website juga menulis di media Islam dan menerbitkan buku yang
hingga kini sudah mencapai 27 judul. Semua ini dilakukan atas hasil didikan
Almarhum Aba H. Nafsih dan Ibu Hj. Syarifah. Semoga pahalanya mengalir untuk
beliau.